Hidroponik Sayuran Bagi Kelompok Siswa dan Guru IPA di SMAN 4 Parepare
Nusakini.com--Pare-Pare--Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya. Keuntungan Hidrponik antara lain adalah pemberian nutrisi dapat diatur, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, tidak ada gulma, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi, lebih bersih, ramah lingkungan dan hasil tanam mudah dipanen. Dengan sistem hidroponik, maka tanaman relatif lebih cepat tumbuh kembang karena unsur hara dalam larutan dapat secara optimal dimanfaatkan sepenuhnya oleh tanaman, sehingga daun lebih lebar, daging buah lebih besar dan kokoh. Sistem hidroponik ini dapat dilakukan pada lahan-lahan sempit seperti di halaman rumah, kantor, atau sekolah dengan hasil yang tidak jauh beda dengan bila ditanam di lahan pertanian.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia telah melaksanakan pengabdian masyarakat tentang penanaman sayuran secara hidroponik di SMAN 4 Pare-pare. yang terletak di Kelurahan Ujung Bulu Kecamatan Ujung, Kota Parepare sekitar 150 km dari Kota Makassar. Tim dosen diketuai oleh Ir. Andi Ralle, MP dengan anggota Dr. Ir. Suraedah Alimuddin, MP dan satu orang mahasiswa yang membantu jalannya kegiatan ini. Kegiatan ini berlangsung pada bulan pada bulan Oktober sampai Desember 2021. Tujuan kegiatan pengabdian adalah untuk meningkatkan kreativitas guru dan siswa dalam membudidayakan tanaman khususnya tanaman sayuran secara hidroponik. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam (IPA) khusnya biologi dan prakarya. Adanya hidroponik di sekolah juga dapat menanamkan pendidikan karakter siswa dan membuat siswa lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan. Selain itu, pemberdayaan ekonomi koperasi sekolah dapat dilakukan melalui hidroponik sekolah. Manfaat lain dari hidroponik sekolah adalah siswa dapat memanfaatkan keterampilan budidaya tanaman secara hidroponik tersebut setelah tamat untuk membuka usaha agribisnis sayuran bilamana mereka nantinya tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak mendapatkan lapangan pekerjaan di suatu instansi.
Mitra kami dalam kegiatan pengabdian ini adalah kelompok Guru IPA dan Siswa-siswi di SMAN 4 Pare-pare. Permasalahan utama yang dihadapi oleh kelompok mitra dalam menjalankan kegiatan hidroponik sekolah untuk tanaman sayuran (selada) adalah pemeliharaan tanaman dan penanganan pasca panennya khususnya cara pengemasan sebelum dipasarkan. Pemeliharaan tanaman sayuran hidroponik berpengaruh terhadap kualitas hasil dan penanganan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan kualitas sayuran yang telah diperoleh saat panen.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pemberdayaan kelompok mitra yaitu guru serta siswa SMAN 4 Pare-pare melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa dalam pemeliharaan tanaman sayuran hidroponik dan penanganan pasca panennya.
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan, demonstrasi plot dan pendampingan serta monitoring/evaluasi. Materi penyuluhan berupa aspek penting dalam pemeliharaan tanaman hidroponik seperti pengaturan larutan nutrisi, pH larutan, pencahayaan sesuai kebutuhan tanaman, dan kebersihan instalasi hidroponik untuk menghindari serangan penyakit. Sementara aspek penanganan pasca panen adalah yang terutama cara pengemasan sayuran daun (selada). Pengemasan yang baik adalah dengan menggunakan plastic polietilen yang transparan apaldi bila dibarengi dengan penyimpanan pada suhu dingin. Penangan demikian dapat memeprpanjang umur simpan.
Para guru dan siswa memberikan apressiasi terhadap kegiatan ini, mereka mengikuti penyuluhan ini dengan antusias dan penuh semangat. Guru dan siswa terlibat dalam diskusi selama penyuluhan berlangsung.
Kegiatan selanjutnya adalah demplot yang dilakukan oleh kelompok guru dan siswa dengan arahan dari tim pengabdi. Tanaman selada yang mereka pelihara tumbuh dengan baik sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Untuk pengemasan sayuran selada digunakan plastic polietilen sehingga penampilannya lebih menarik bagi konsumen.
Kegiatan pengabdian ini mendapat respon yang sangat baik oleh lelompok guru dan siswa. Mereka mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra. Mereka berharap agar kegiatan seperti ini terus dapat dilaksanakan di SMAN 4 Pare-pare oleh Tim pengabdian dari Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia.(Rajendra)